Hai. Aku kembali lagi. Bukan dengan kesedihan, tapi dengan senyuman baruku.
Langsung saja, aku akan menceritakan sebuah cerita berjudul "Mas Ode".
Mas Ode adalah sebuah karakter fiksi buatanku dan temanku dari Bandung, namanya Hana. Karakter ini dibentuk sejak tahun 2014.
Berikut adalah wajah dari Mas Ode.
Mas Ode adalah anak kedua dari dua bersaudara. Ya, dia adalah anak bungsu. Ayahnya asli Purwokerto, sedangkan ibunya asli Semarang. Jadi Mas Ode merupakan seorang laki-laki keturunan Jawa. Mas Ode kuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Fakultas Teknik, jurusan Teknik Nuklir. Tidak heran mengapa ia sangat fasih berbicara menggunakan bahasa Jawa.
Dimata orang-orang sekitarnya, Mas Ode itu baik, tampan, keren, tetapi memiliki selera humor yang rendah alias receh. Ia hobi fotografi. Baginya, fotografi adalah obat dikala sedih maupun marah. Objek foto favoritnya adalah pemandangan alam dan suasana di jalanan. Saat ia duduk di bangku SMA, ia menyisihkan uang jajannya untuk membeli kamera DSLR yang ia incar. Usaha tidak mengkhianati hasil, kelas 3 SMA ia pun dapat membeli kamera yang ia inginkan beserta lensa fix. Ia selalu memakai kameranya untuk mengabadikan momen-momen ketika ia resmi menjadi Mahasiswa di Yogyakarta.
Ia memiliki selera musik yang dibilang cukup bagus. Band favoritnya adalah Arctic Monkeys, Tame Impala, Coldplay, dan masih banyak lagi. Ia juga menyukai band lokal yang beberapa diantaranya adalah Maliq & D'Essentials dan Naif. Genre musik favoritnya selain pop adalah musik yang chill. Entah itu genre atau bukan, Mas Ode sangat suka lagu-lagu yang chill.
Selain bahasa Jawa, Mas Ode juga fasih berbicara dengan bahasa Inggris. Ketika ia bertemu dengan bule, ia akan mengajak mereka berbicara seperti ia sudah kenal sangat lama dengan si bule.
Mas Ode merupakan orang yang bukan introvert. Ia mudah berbaur dengan siapapun, bahkan saat kuliah ia menjadi senior yang banyak disukai oleh juniornya.
Dan yang sangat aku suka dari Mas Ode adalah..... Mas Ode sangat mencintai Yogyakarta. Hari pertama ia menginjakkan kaki di Yogyakarta, ia langsung mencintai kota tersebut. Baginya, Yogyakarta itu seperti rumah. Yogyakarta itu kota yang memiliki daya tarik yang khas, sehingga banyak orang yang rindu dengan kota tersebut. Tidak heran mengapa Yogyakarta disebut sebagai Daerah Istimewa. Ia tinggal di Yogyakarta selama 4 tahun, tidak heran kan jika kalian membayangkan seberat apa Mas Ode meninggalkan Yogyakarta? Sangat berat baginya, mengingat Yogyakarta adalah rumah keduanya.
Oh ya, Mas Ode memiliki kekasih. Ia memanggilnya dengan sebutan Cah Ayu. Cah Ayu memiliki sifat yang sama seperti Mas Ode, namun Cah Ayu adalah versi manja dari Mas Ode. Cah Ayu sangat manja, ia akan clingy ketika ia bertemu dengan Mas Ode. Mas Ode sangat menyukai perempuan yang manja.
Cah Ayu juga menyukai Maliq & D'Essentials. Jika Mas Ode pulang ke Jakarta, Mas Ode pasti akan mengajak Cah Ayu untuk menonton suatu acara yang dibintangi oleh Maliq & D'Essentials.
Sejak mengenali Cah Ayu, objek foto favorit Mas Ode menjadi 3: pemandangan alam, suasana di jalanan, dan Cah Ayu. Romantis bukan? Bagiku ini cukup romantis. Aku sangat menyukai karakter Mas Ode yang kubuat.
Itulah ceritaku tentang Mas Ode. Mungkin dunia akan menjadi sangat indah jika aku menemui seseorang seperti Mas Ode ini. Karakter ini dibuat ketika aku masih menjadi seorang jomblo. Aku terus berkhayal jika suatu saat nanti Mas Ode benar-benar ada di dunia nyata. Sampai akhirnya aku mempunyai seorang kekasih yang sekarang sudah menjadi mantan. Wajahnya cukup mirip dengan Mas Ode ketika Mas Ode menggunakan kacamata. Ya, karena mantan kekasihku berkacamata. Sifatnya? Sangat berbanding terbalik dengan Mas Ode. Intinya ia bukanlah Mas Ode yang aku cari.
Sampai akhirnya........ aku benar-benar menemukan Mas Ode yang hobinya fotografi, memiliki selera musik yang bagus, dan sangat mencintai Yogyakarta. Sosok yang sama persis dengan Mas Ode yang aku bayangkan selama ini. Aku tidak memperdulikan jika wajahnya tidak mirip dengan Mas Ode, yang penting aku sangat menyukai sifatnya.
Objek foto favoritnya adalah street photography. Tapi ia menambahkan objek foto favoritnya yang baru.
Yaitu.... aku.
Kami sama-sama sudah lelah bermain-main dengan hubungan. Lagipula.... Umur kami memang sudah tidak muda lagi.
Dahulu aku pernah berjanji kepada diriku sendiri, jika aku menemukan laki-laki seperti Mas Ode, aku tidak akan menyia-nyiakannya dan aku ingin menjadikannya sebagai yang terakhir dihidupku. Dan mungkin... keberuntungan datang kepadaku, ia mengajakku untung menjalani hubungan yang lebih serius.
Jika kau melihat tulisan ini, bukan kau yang beruntung memilikiku, akulah yang beruntung memilikimu. Bagaimana tidak, aku mengidamkan sosok laki-laki seperti Mas Ode sejak 2014 dan aku baru menemukannya di tahun 2018. Jadi, yang beruntung adalah aku.
Terima kasih telah memilihku sebagai 'Cah Ayu'mu.
Dan selamat datang di dunia nyata, Mas Ode. Mari kita memulai perjalanan kita.