Wednesday, January 27, 2016

that moment when you need to choose....

2016-01-27.


dear diary,

saya, Amalia Rachmida, dengan ini menyatakan bahwa saya telah baper kembali. sekian dan terima kasih. ntap.


maybe i haven't tell you about my love stories. disini mungkin gue pernah cerita tentang cowok yang 6 tahun gue incer dan akhirnya gue menyerah, trus tentang mantan gue yang sebenernya males banget gue anggap mantan ((maybe i've deleted those posts)), dan... si-junior-yang-sok-ganteng if you know what i mean lah. this day, gue mau baper-baperan lagi. ntap udah lama gak baperin cowok lokal.


ketika itu gue lagi deket sama cowok yang satu kelas sama gue dikampus. kita sempet deket dari semester 2, trus sempet lost contact ketika gue training dan dia stay dikampus, dan sebaliknya, gue stay dikampus dianya training. we met again after a year. tapi itu gak bertahan lama. satu semester ada 6 bulan dan kita diem-dieman selama setengah dari itu. kenapa? honestly he is the most weird guy i've ever met. his life is full of drama things. bayangin aja ketika lo ada masalah besar sama dia trus lo udah gak kuat dan ingin mengakhiri semuanya. semua kesalahan ada sama dia, tapi dia gak mau ngakuin dan gue mulu yang minta maaf. ketika gue pengen temenan biasa sama dia, dia bilang "kalo mau lo kayak gitu, mendingan kita kayak gak pernah saling kenal aja. gue terlalu sayang sama lo, daripada gue nyakitin diri gue sendiri". i was like- seriously what the hell is wrong with this guy?
sampe akhirnya gue ketemu junior gue di hotel tempat gue kerja. dia masih training disitu. dia dulunya adalah mantan pacar chairmate gue dikampus. awalnya emang gue gak mau respon dia, tapi makin lama i found something on him that i really like the most:
dia konyol.
dia ganteng.
dia keturunan jawa.
dia punya selera humor yang rendah.
dan...
dia romantis, walaupun sedikit. sedikit banget tepatnya.

pastinya gue minta izin ke temen gue itu. karna kalo gue diem-diem juga pasti gue di cap yang aneh sama temen-temen gue. dia bilang gapapa karna she already erase anything about him on her life. she said that her ex isn't her ideal type. tapi pertanyaan gue, kalo dia bukan tipenya, kenapa dipacarin? ah it's just her past tho. nasi udah jadi bubur.
and then i put myself in a hard position, where i should choose one of them. gak mungkin kan gue milih dua-duanya, karna gue bukan tipikal cewe murahan yang satu pacar aja gak cukup. gue nyadar diri juga kalo muka gue pas-pasan. masa muka pas-pasan pacarnya lebih dari satu? gue gak mau jadi cewek kayak gitu. amit-amit lah ewww. gue sempet berdoa, 'tunjukkan siapa yang bukan terbaik buat amel'. dan akhirnya siapa? iya, temen sekelas gue yang drama abis itu. disaat itu gue emang sayang sama dia, tapi makin lama dia makin aneh. honestly i hate when your crush is being over protective to you. i mean- dia belom jadi pacar gue aja udah over protective, gimana kalo udah jadi pacar? dia ngaku kalo dia itu dewasa banget. padahal dia gak ngaca, didalem diri dia masih ada jiwa kekanak-kanakan yang gak mau dia tunjukkin. i really hate that kind of guy. geez i should thank to God for helping me :')

i finally choose the other guy,
yep
i choose him, seseorang yang gak pernah terbayangkan oleh gue.


this is a little bit weird, right? nggak nyangka aja seseorang yang tadinya cuma mantannya temen, sering main ke kelas, jarang ngobrol, tapi tau-tau gue sama dia.
entahlah, gue harap gue nyaman sama dia dan sebaliknya.

No comments:

Post a Comment