Monday, May 21, 2018

"You don't deserve to be hurted", they said.

It's been a month since our relationship is in trouble. Dalam hubungan yang telah dijalani cukup lama, pasti identik dengan hal ini. Apalagi kalau bukan Jenuh. Beberapa temanku yang telah mendengarkan ceritaku pun berkata, "Amel, kau terlalu baik. Kau tidak pantas untuk disakiti seperti itu".

Jadi, beberapa saat yang lalu kami terlibat pertengkaran yang cukup parah. Masalah ini tak kunjung selesai hingga sekarang. Meskipun ia telah meminta maaf kepadaku dan ia ingin mengulang kembali ke masa-masa dimana kami memulai semuanya dari awal, namun masalah ini terus menghantuiku.

Aku terlalu pusing untuk merangkai kata-kata. Maka aku akan membuat pertanyaan sekaligus jawaban yang mewakili perasaanku saat ini.

"Bagaimana jika aku mengulangi kesalahan ini untuk yang kedua kalinya?".
1. Jika kau mengulangi hal yang sama, maka kau tidak menyayangi dirimu sendiri. Dan tentunya kau tidak menyayangi diriku. Kau terlalu mementingkan egomu.
2. Jika kau mengulangi hal yang sama, maka bersiaplah dengan karma. Entah hal itu akan datang ketika kau bersama perempuan lain, ataupun denganku.
3. Jika kau mencintaiku, maka hal seperti ini tidak akan ada dipikiranmu.
4. Jika aku menjadi dirimu dan aku masih mengulangi hal yang sama, aku akan mengingatmu. Bukan karena titlemu sebagai pacarku, tetapi aku akan mengingat perjuanganku dimana aku mendekatimu, yang tadinya kau risih denganku lalu lama kelamaan kau mempunyai perasaan yang sama denganku.
5. Ingatlah, jika kau masih menyakiti pasanganmu, maka sama saja kau telah menyakiti ibumu.

"Mengapa kau mau memaafkanku?".
Aku lebih memilih untuk memperbaiki dirimu daripada memulai hal-hal baru dengan orang lain. Karena belum tentu orang lain akan menerimaku apa adanya, seperti yang kau lakukan kepadaku. Meskipun kau brengsek.

"Aku aneh. Aku tidak seperti lelaki lainnya".
Kita sudah 2 tahun bersama. Kau masih berkata seperti itu? Hei, aku juga aneh. Kau sudah tahu sejak dulu aku sering menangisi artis korea yang aku suka, padahal aku menangisi mereka karena mereka terlalu tampan. Dengan keanehan yang kita miliki maka aku merasa bahwa kita saling melengkapi. Meskipun aku memiliki kekurangan yang juga aneh.

"Bagaimana jika aku masih memikirkan dia?".
Jika aku menjadi dirimu, aku akan menghapus semua contact dan media sosialnya. Itu cukup membantu. Jika aku sudah melakukan hal tersebut namun aku masih menemui dia karena aku berada ditempat yang sama dengannya, maka aku akan melakukan hal apapun untuk membencinya.

"Maafkan aku".
Kau memperjuangkan orang yang salah, padahal kau masih denganku. Kau terlalu mementingkan egomu, sehingga kau tidak sadar bahwa kau sudah menyakitiku. Kau tahu? Aku sebenarnya lelah untuk melanjutkan hubungan ini. Aku menceritakan hal ini kepada orang-orang yang aku percaya. Mereka memberikanku nasihat yang sedikit menjatuhkanmu, mereka juga menyuruhku untuk mengakhiri hubungan kita. Tapi aku tidak mendengarkan apa kata mereka. Mengapa? Aku belajar sabar dari ibuku. Ibuku pernah mengalami hal yang sama, dan ia terus bersabar. Maka dari itu aku mencontoh kesabarannya. Ibuku juga mengajarkanku untuk memaafkan kesalahan orang yang disayangi. Jadi kau sudah paham kan kenapa aku memaafkanmu walaupun kesalahan yang kau lakukan itu sangatlah besar?
Aku memaafkanmu. Namun ingatlah, jika kau terus mementingkan egomu, kau tidak akan pernah puas, kau tidak akan pernah bersyukur dengan apa yang telah kau miliki. Jika egomu terpenuhi dan kau meninggalkanku, maka ingatlah kesenanganmu tidak akan bertahan lama. Ingatlah bahwa Allah itu maha adil. Allah akan memberikan balasan yang setimpal kepadamu.


Sebuah flashback yang harus kau ingat kembali.

Ingatkah kau ketika kau mendekatiku saat aku sedang dekat dengan laki-laki lain? Saat itu aku memilih dia, tetapi aku sadar bahwa ia tidak baik untukku, maka dari itu aku mencari tahu tentangmu, hal-hal yang kau sukai, sifatmu, masa lalumu, dan kita cukup memiliki kesamaan. Maka dari itu aku yakin untuk menerima cintamu.

Ingatkah kau ketika kau mengajakku jalan-jalan dengan transportasi umum? Apakah aku menolaknya? Tidak. Coba kau pikir jika kau mengajak jalan perempuan lain dengan transportasi umum? Belum tentu mereka mau.

Ingatkah kau ketika kau menceritakan masalah keluargamu? Apakah reaksiku saat itu aneh? Tidak. Aku tetap menerimamu. Karna aku sendiri juga memiliki masalah keluarga. Semua orang pasti memiliki masalah.

Ingatkah kau yang dulu pernah berjuang kepadaku? Selain mendapatkan hatiku, kau juga pernah berjuang. Dan hal inilah yang paling membuatku yakin kepadamu. Kau menemaniku ketika aku di opname. Padahal ada ayahku yang menemaniku saat itu, aku menyuruh kau pulang, namun kau tidak mau, kau ingin menemaniku, kau ingin menginap disana, bahkan kau rela tidur dilantai hanya dengan satu buah bantal. Ketika kau sakit, aku datang dari bekasi ke rumahmu di depok, membawakan bubur yang sudah dingin karena perjalanan yang jauh.

Ingatkah kau yang telah menemaniku dari aku menyusun Karya Tulis Akhir hingga aku wisuda? Aku menuliskan namamu pada kata pengantar Karya Tulis Akhirku. Apakah kau juga ingat bahwa aku telah menemanimu membuat Karya Tulis Akhir dan kau juga mencantumkan namaku di Karya Tulis Akhirmu? Kami saling membantu untuk menyelesaikan Tugas Akhir masing-masing.

Banyak kekuranganku yang belum bisa aku tutupi, maafkan aku. Jangan tanya apakah aku memaafkanmu atau tidak. Aku memaafkanmu, tetapi apa yang kau lakukan kepadaku masih sulit aku lupakan.
Aku berharap kau akan sadar, dan kau menyesali perbuatanmu. Aku tidak kemana-mana, aku masih disini, menunggu dirimu yang dulu kembali.

No comments:

Post a Comment