Sunday, August 26, 2018

Sebut Saja Kita Yang Pernah Ada

Ada beberapa tipe wanita ketika mereka sedang bingung dengan masalah yang mereka miliki.
Tentunya yang aku bahas kali ini adalah masalah cinta.

Tipe pertama : Meninggalkan.
Mereka cenderung meninggalkan pasangannya ketika pasangannya berbuat kesalahan baik kecil maupun fatal. Mereka memiliki pola fikir "lelaki bukan dia saja, masih banyak lelaki yang lebih baik dari dia".

Tipe kedua : Mempertahankan hubungan dengan memperbaiki.
Mereka cenderung memaafkan dan memberi kesempatan bagi pasangannya untuk berubah. Mereka memiliki pola fikir "aku percaya ia akan berubah menjadi yang lebih baik".

Tipe ketiga : Mempertahankan sampai kesabarannya sudah habis.
Mereka cenderung mempertahankan di awal, mempercayai pasangannya bahwa pasangannya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi, namun ketika pasangannya kerap mengulangi kesalahan yang sama, mereka akan meninggalkan pasangannya tersebut. Pada tipe ini, mereka memiliki pola fikir "untuk apa aku mempertahankan orang yang salah?".

Tipe keempat : Cuek.
Mereka tidak memperdulikan kesalahan yang dilakukan oleh pasangannya. Atau tepatnya 'pasrah'.  Mereka memiliki pola fikir "ya, teruslah sakiti perasaanku. Percayalah bahwa hukum karma pasti berlaku".


Aku berada di tipe ketiga. Ya, aku memang sabar, tetapi itu dulu. Aku mempercayainya bahwa ia akan berubah menjadi lebih baik, namun aku salah, ia kerap berbuat kesalahan yang sama. Kesalahannya adalah sesuatu yang sangat aku benci. Aku tidak perlu menjelaskan hal tersebut disini.
Aku sudah tidak bersamanya lagi. Kami sepakat untuk berteman baik. Kami tidak ingin memiliki hubungan yang kurang baik, seperti hubungan kami dengan mantan kami masing-masing.
Memang tidak mudah melupakannya. Jujur, sampai detik ini aku masih memikirkan dia, padahal aku yang pertama mengambil keputusan untuk berteman. 2,5 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Kami mengetahui kejelekan masing-masing, kami memiliki beberapa kesamaan yang melengkapi kami, ah... dulu memang indah. Jika saja di dunia ini tidak ada rasa bosan, mungkin aku dan dia dapat melanjutkan hubungan yang lebih lama lagi.

Terlalu banyak kenangan yang aku dan dia miliki. Kemanapun aku pergi ke tempat yang sering aku kunjungi dengannya, aku teringat dia, meskipun hanya sekilas. Terutama tempat yang menjadi tempat kencan pertama dan terakhir kami. Hanya kami yang mengetahui tempat tersebut. Terkadang aku rindu, aku selalu berfikir "mengapa aku harus mengakhirinya?". Sungguh hal tersebut datang tiba-tiba dipikiranku. Tapi aku lelah, ia kerap mengulangi kesalahan yang sama, walaupun sepele. Sepele tapi aku sangat membenci kesalahan tersebut. Sungguh rumit.

"Sebut saja kita yang pernah ada".
Sebuah potongan lirik dari lagu yang berjudul Ombak Utara. Dulu lagu yang menjadi favorit kami adalah Himalaya. Sekarang tidak untukku, lagu favoritku berubah menjadi Ombak Utara. Lagu yang mendeskripsikan aku saat ini. Memang sedih, tapi aku bisa apa? Nampaknya kau berteman dengan wanita lain, bahkan kau lebih akrab dengannya. Aku cemburu? Ya, tetapi aku tidak punya hak apapun. Aku hanyalah masa lalumu.

Aku terfikir untuk memberimu kesempatan lagi. Barangkali kau akan berubah seutuhnya.
Tetapi aku takut. Pernahkah kau membaca buku yang sama berulang kali? Sama seperti mantan kekasihmu yang mengajakmu mengulang kembali hubungan kalian seperti dulu, padahal kau sudah tahu akhir dari cerita dalam buku tersebut, seperti kau mengetahui akhir dari cerita hubungan kalian.

Jika waktu dapat diulang, aku ingin mengulang ke masa dimana aku dan kau tidak dipertemukan, hanya sekedar senior-junior kampus yang tidak saling mengenali, yang hanya berpapasan tanpa berbicara sepatah katapun. Karena mengenalimu adalah hal yang menyakitkan. Ya, kita dipertemukan lalu kita dipisahkan. Menyakitkan, kan?

Aku harap kau bahagia, entah dengan siapapun itu. Terima kasih telah menyempatkan diri untuk menjadi bagian dari hidupku. Kekuranganku sangat banyak, aku minta maaf.

No comments:

Post a Comment